Minggu, 27 Oktober 2013

Tugas 4 - Bahasa Indonesia

1.      Pengertian metode ilmiah
Metode ilmiah adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.

2.      Tujuan penulisan ilmiah
1)      Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
2)      Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
3)      Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

3.      Sikap ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a)      Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Contohnya : “Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya”.
b)      Sikap Kritis
Sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c)      Sikap Terbuka
Sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d)     Sikap Objektif
Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
e)      Sikap Rela Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f)       Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
g)      Sikap Menjangkau ke Depan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

4.      Langkah-langkah pelaksanaan penulisan ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
                 i.    Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
               ii.    Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
              iii.    Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. 
              iv.    Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
                v.    Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.


Minggu, 20 Oktober 2013

Tugas 3 - Bahasa Indonesia

Karya Tulis Ilmiah

Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11.

Jenis-Jenis Karya Ilmiah, yaitu :
·      Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah ini digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
a.       Paper (Karya Tulis)
Karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu.
Tujuannya untuk melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah.
b.      Pra Skripsi
Karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
c.       Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium) dan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (S1).
d.      Thesis
      Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi yang mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri dan untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master..
e.       Disertasi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).

·         Karya ilmiah Penelitian
a.    Makalah seminar
1.      Naskah Seminar
Karya ilmiah yang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
2.      Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
b.    Laporan Hasil Penelitian
Bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
c.    Jurnal Penelitian
Buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).

Sifat karya ilmiah, yaitu :
     a.    Lugas dan tidak emosional
     mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
b. Logis
    disusun berdasarkan urutan yang konsisten
c. Efektif
    satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
d. Efisien
    hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
e. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah, yaitu :
                             i.     Struktur Sajian : sangat ketat, terdiri dari pendahuluan, pokok pembahasan, dan bagian penutup.
                 ii.   Komponen : bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.
                            iii.         Sikap Penulis : objektif, disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
                         iv.         Penggunaan Bahasa : bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Karya Tulis Populer/Semi Ilmiah

Suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. Untuk dapat mengerti pengertian karya tulis ilmiah populer, baiknya kita mengkajinya dari kata-kata pembentuknya yaitu tulisan, ilmiah, dan populer. Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun
Jenis-jenis Karya Tulis Populer/Semi Ilmah, yaitu :
·         Artikel
·         Feature
·         Kritik
·         Esai
·         Resensi
·         Editorial
Sifat Karya Tulis Populer/Semi Ilmiah, yaitu :
    a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
    b. Fakta yang disimpulkan subjektif
    c. Gaya bahasa formal, sederhana, dan populer
    d. Tidak memuat hipotesis
    e. Penyajian fakta dibarengi dengan sejarah
    f. Bersifat Imajinatif
    g. Situasi didramatisir
    h. Bersifat Persuasif
Ciri-ciri Karya Tulis Populer/Semi Ilmiah, yaitu :
                                       i.     Bahan berupa fakta yang objektif
                          ii.     Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
                              iii.     Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
                                   iv.     Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.

Karya Tulis Non-Ilmiah

Karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Jenis-jenis Karya Tulis Non-Ilmiah :
·      Dongeng
Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyaata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral
·      Cerpen
Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
·      Novel
Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita..
·      Drama
Suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
·      Roman
Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
Sifat  Karya Tulis Non-Ilmiah, yaitu :
a.       Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
b.      Persuasif : penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informatif
c.       Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d.       Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah, yaitu :
                                            i.     Ditulis berdasarkan fakta pribadi
                                          ii.     Fakta yang disimpulkan subyektif
                                        iii.     Gaya bahasa konotatif dan populer
                                        iv.     Tidak memuat hipotesis
                                          v.     Penyajian dibarengi dengan sejarah
                                        vi.     Bersifat imajinatif
                                      vii.     Situasi didramatisir
                                    viii.     Bersifat persuasif
                                        ix.      Tanpa dukungan bukti


CONTOH :

Anggapan yang menentukan sebuah kemenangan adalah mesin motor, bukan pembalapnya, tidak bisa diterima. Karena manusialah faktor terpenting dibandingkan mesin sehebat apapun. Sebab, bagaimanapun, pembalaplah bagian utama dalam memaksimalkan kinerja motor. Buktinya sejarah mencatat, pada bulan April 2004 di sirkuit Welkom, Afrika Selatan, Rossi membuktikan hal yang dikira banyak orang mustahil, ia menjadi juara bersama tim Yamaha menentukan sebuah kemenangan adalah mesin motor, bukan pembalapnya, tidak bisa diterima. Karena manusialah faktor terpenting dibandingkan mesin sehebat apapun. Sebab, bagaimanapun, pembalaplah bagian utama dalam memaksimalkan kinerja motor.
Berdasarkan isi, bahasa yang digunakan, teknik yang dipakai, dan tujuan penulisannya. Maka buku ini sangat baik di baca oleh para anak muda terutama pencinta otomotif.

Analisis :
Contoh diatas merupakan karya tulis semi ilmiah/populer, termasuk jenis resensi yang berarti pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku. Resensi ini juga mengandung sifat dari karya tulis seni ilmiah, yaitu :
a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi, artinya penulis menceritakan yang benar-benar terjadi
b. Fakta yang disimpulkan subjektif, artinya fakta tersebut bersifat relatif
c. Gaya bahasa yang digunakan formal, sederhana, dan popular sehingga mudah untuk dimengerti
d. Tidak memuat hipotesis, artinya benar-benar terjadi tidak dengan ugaan atau perkiraan penulis
e. Fakta yang disampaikan dibarengi dengan sejarah atau masa lampau, contohnya pada artikel diatas yaitu, “Buktinya sejarah mencatat, pada bulan April 2004 di sirkuit Welkom, Afrika Selatan, Rossi membuktikan hal yang dikira banyak orang mustahil, ia menjadi juara bersama tim Yamaha menentukan sebuah kemenangan adalah mesin motor, bukan pembalapnya, tidak bisa diterima."
f. Bersifat imajinatif, adanya ide-ide yang dikeluarkan penulis
g. Bersifat persuatif, artinya penulis mengajak pembaca untuk memeberi tau bahwa buku ini sangat baik di baca oleh para anak muda terutama pencinta otomotif
.
Adapun ciri-ciri dari karya tulis semi ilmiah ini, yang juga termasuk dalam contoh resesnsi ini, seperti halnya, informasi yang disampaikan berupa fakta yang objektif, menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis atau perkiraan yang tidak pasti, penulispun tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan dan Penyimpulan dalam sebuah resensi ini tertulis dengan  memberikan fakta. Sehingga contoh diatas bisa dikategorikan KARYA TULIS SEMI ILMIAH.


Refetensi :                                         

Kamis, 03 Oktober 2013

Tugas 2 - Bahasa Indonesia

Deduktif dan Induktif?

Pola pikir itu apa? hmm.. pola pikir itu seperti penalaran atau semacam proses berfikir yang biasanya meghasilkan konsep dan pengertian. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan  premis  dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi. Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
       Nah! Ternyata terdapat 2 metode pola pikir kita yaitu : metode deduktif dan metode induktif. Memang sudah tidak asing lagi dengar kata deduktif dan induktif, biasanya sering kita dengar saat pelajaran bahasa indonesia seperti, paragraf deduktif atau induktif. Pengertiannya tidak jauh beda dengan yang sudah pernah kita pelajari.

Salah nalar ada dua macam:

1.      Salah nalar induktif, berupa :
a)      kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b)      kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c)      kesalahan analogi.

2.      Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a)      kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b)      kesalahan karena adanya term keempat;
c)      kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d)      kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

Saya akan coba menjelaskan pola berfikir deduktif dan induktif  :


1.    Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh :        Setiap mamalia punya sebuah jantung
                     Semua kuda adalah mamalia
                     Setiap kuda punya sebuah jantung (kesimpulan )

Penalaran deduktif diantaranya :
a.       Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh :    Semua manusia akan mati
                  Amin adalah manusia
           Jadi, Amin akan mati  (konklusi / kesimpulan)
b.  Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :    Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
                 Pada malam hari tidak ada matahari
                 Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
2.    Metode induktif

Metode ini sebenarnya hanya kebalikan dari metode berfikir deduktif saja, yaitu : metode berfikir yang berawal dari temuan fakta yang khusus atau lebih singkatnya berfikir induktif itu berfikir dari yang khusus menuju ke umum. Fakta-fakta yang sifatnya khusus menjadi sebuah pernyataan umum.

Contoh :           Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Proses induksi dapat dibedakan :

a)      Generalisasi, ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
b)    Analogi, adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
c)      Hubungan sebab akibat, Penalaran dari sebab ke akibat mulai dari pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan itu, kita menarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.


Referensi :