1. Pengangguran
Pengangguran dibagi menjadi 2, yaitu :
·
Penduduk
Usia Kerja (PUK), dibagi menjadi :
Ø Angkatan Kerja (AK), dibagi lagi menjadi :
v Bekerja (B), dibagi lagi menjadi :
o Bekerja Penuh (BP)
o Setengah Bekerja (SB)
v Tidak Bekerja (TB)
Ø Bukan Angkatan Kerja (BAK)
·
Penduduk
Diluar Usia Kerja (PDUK)
Ada beberapa
jenis-jenis pengangguran yang diantaranya, yaitu :
Pengangguran
friksionil
Pengangguran yang terjadi karena seseorang memilih
menganggur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang memberikan fasilitas
dan keadaan yang lebih baik.
Pengangguran
struktural
Pengangguran yang terjadi karena seseorang
diberhentikan oleh perusahaan, karena kondisi perusahaan yang sedang mengalami
kemunduran usaha, sehingga terpaksa mengurangi tenaga kerja.
Pengangguran
teknologi
Pengangguran yang terjadi karena mulai
digunakannya teknologi yang menggantikan tenaga manusia. Seringkali pengangguran
ini terjadi karena kemampuan dan keahlian pekerja yang tidak bisa menyesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan.
Pengangguran
siklikal
Pengangguran yang terjadi karena terjadinya
pengurangan tenaga kerja yang secara menyeluruh, dikarenakan kemunduran dan
resesi ekonomi, sehingga ini mirip dengan pengangguran struktural, hanya pada
pengangguran jenis ini, kejadiannya adalah lebih meluas dan menyeluruh.
Pengangguran
musiman
Pengangguran yang terjadinya dipengaruhi oleh
musim. Jenis pengangguran ini sering terjadi pada sektor pertanian. Contoh :
ketika masa tanam dan panen, mereka berbondong-bondong bekerja setelah masa
tersebut mereka kembali tidak mempunyai pekerjaan.
Pengangguran
tidak ketara
Pengangguran yang secara fisik dan sepintas
tidak kelihatan, namun secara ekonomi dapat dibuktikan bahwa seseorang tersebut
sesungguhnya menganggur
Setengah
pengangguran
Bekerja dengan jam kerja dibawah rata-rata
jam kerja normal yang berkisar 7 sampai 8 jam sehari.
Ada beberapa rasio
yang berkaitan dengan pengangguran, diantaranya :
§ Dependency
ratio
Menggambarkan seberapa besar beban secara
ekonomi yang sebenarnya ditanggung oleh penduduk usia kerja terhadap penduduk
diluar usia kerja.
§ Tingkat
partisipasi angkatan kerja
Rasio yang mengukur seberapa besar dari
penduduk yang berada dalam usia kerja yang benar-benar merupakan angkatan kerja
Beberapa langkah dan kebijaksanaan pemerintah
yang pernah, sedang dilakukan, diantaranya :
1)
Mengatasi masalah
kependudukan
2)
Akan menambah
sektor pengeluaran
3)
Memberikan dan
mengarahkan pendidikan sumber daya ke arah yang lebih mendesak, dengan
memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja, serta dengan memberi kemudahan bagi
pengelolaan sekolah-sekolah kejuruan.
4)
Membuka kesempatan
lapangan kerja di daerah-daerah yang selama ini kurang berkembang kegiatan
ekonominya
5)
Mulai digalakannya
ekspor jasa berupa tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri
2. Inflasi
Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecenderungan naiknya harga-harga
secara umum dalam waktu dan wilayah tertentu.
Sejak masa ekonomi klasik telah muncul pendapat mengenai inflasi,
menurut mereka inflasi lebih disebabkan karena pengaruh jumlah uang yang
beredar.
Sedangkan Keynes lebih melihat “keserakahan manusia” sebagai sebab
muculnya inflasi, karena menganggap bahwa keinginan manusia untuk hidup diluar
batas kemampuannya akan menjadi pemicu utama terjadinya inflasi.
Sedangkan teori struktural, lebih menganggap masalah struktural seperti
kondisi kebutuhan pokok (terutama pangan) menjadi awal mula terjadinya inflasi.
Jika dilihat dari besar kecilnya inflasi yang muncul, inflasi dapat
dibagi dalam :
1)
Inflasi ringan
jika nilainya berkisar 0%
s/d 10%
2)
Inflasi sedang
jika nilainya berkisar 10%
s/d 30%
3)
Inflasi berat
jika nilainya berkisar 30%
s/d 100%
4)
Hyperinflasi
jika nilainya berkisar >
100%
Sebab-sebab munculnya inflasi, yaitu :
A. Inflasi karena naiknya permintaan
B.
Inflasi yang
terjadi karena naiknya biaya produksi
C. Inflasi yang berasal dari dalam negeri
D. Inflasi yang berasal dari luar negeri
Inflasi akan membawa dampak negatif bagi
beberapa aspek kegiatan ekonomi di masyarakat, diantaranya :
1.
Inflasi akan
menjadikan turunnya pendapatan rill masyarakat yang memiliki penghasilan tetap.
2.
Inflasi menyebabkan
turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang berbentuk kas.
3.
Inflasi menyebabkan
nilai tabungan masyarakat menjadi turun
4.
Inflasi akan
menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia menjadi terhambat.
Meskipun, banyak orang yang lebih melihat inflasi sebagai suatu yang
merugikan, namun ada beberapa sisi positif dari adanya inflasi, yaitu :
·
Inflasi yang
terkendali menggambarkan adanya aktivitas ekonomi dalam suatu negara
·
Inflasi terkendali
merangsang masyarakat untuk terus berusaha bekerja keras untuk meningkatkan
kesajhteraannya, agar tetap dapat mengikuti penurunan nilai riil pendapatannya.
Referensi :
Aries Budi S., 1996, Buku Paket Perekonomian
Indonesia, Universitas Gunadarma, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar