1.Manajemen
Pengertian dan peranan manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,dan pengendalian yag dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnnya.
Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
Peran Interpersonal
Hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi :
1. Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
2. Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
3. Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
Peran Informasi
Peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi, meliputi :
1. Monitor / Pemantau : mengawasi, mengamati, mengikuti mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung,
2. Disseminator / Penyebar : menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
3. Spokerson / Juru bicara : mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
Peran Pengambil Keputusan
Peran dalam membuat keputusan baik yang ditentuka sendiri maupun yang dihasilkan bersama poihak lain, meliputi :
1. Enterpreneur / Kewirausahaan : membuat ide dan kreayang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
2. Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : mencari jaln keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
3. Resource Allicator / Pengalokasian Sumber Daya : menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
4. Negotiator / Negosiator : melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
Latarbelakang sejarah manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya. Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu:
1. Pemikiran Awal Manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, “The Wealth of Nation.” Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan:
(1) Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
2. Era Manajemen Ilmiah
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasaAngan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
1. Era manusia sosial
2. Era Moderen
1.C.Fungsi dan Proses Manajemen
· Fungsi Manajemen :
1. Perencanaan (planning) : Memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
· Proses Manajemen
1.D.Ciri-ciri manajer profesional
1. Mempunyai sikap atau sikap percaya diri (self confidence) yang besar
2. Berpandanagan jauh ke depan
1.E.Keterampilan manajer yang dibutuhkan
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan Konseptual (Conceptional Skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (Humanity Skill)
Atau keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya.
3. Keterampilan Teknis (Technical Skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer,yaitu:
1. Keterampilan Manajemen Waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager).
2.Organisasi
Alat manajemen untuk mencapai tujuannya atau bisa dikatakan bentuk perserikatan untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk-bentuk organisasi:
A. Organisasi Garis
Sejumlah atasan yang mempunyai beberapa bawahan dan masing-masing bawahan memberikan pertanggungjawaban tugasnya kepada atasannya.
B. Organisasi Garis dan Staff
Atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan, kepada atasan tersebut bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjannya.
C. Organisasi Fungsional
Seorang karyawan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan saja. pimpinan berwenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya untuk bidang pekerjaan tertentu. pimpinan berhak memerintah semua karyawan di semua bagian, selama masih berhubungan dengan bidang pekerjaan.
Prinsip-prinsip organisasi
1. Perumusan Tujuan yang Jelas.
2. Pembagian kerja
3. Delegasi kekuasaan.
4. Rentang kekuasaan.
5. Tingkat pengawasan..
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab
7. Koordinasi.
referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi sejarah manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://belajarmanagement.wordpress.com/2010/02/25/prinsip-prinsip-organisasi/http://id.shvoong.com/social-sciences/1995194-manajemen-produksi/#ixzz1Zoy0XZ4E
M. Fuad, Chirisne H, Nurlaela, Sugiarto, Paulus YEF, Pengantar Bisnis, Gramedia, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar